Aturan Penulisan Syntaks/Script Dasar Pada XML Dengan Tepat dan Mudah

Posted on

Aturan sintaks XML sebenarnya relatif sederhana sekaligus kaku bahkan mungkin sangat kaku. Namun demikian, aturannya sangat mudah dipelajari dan mudah digunakan. Karena itu, membuat perangkat lunak yang dapat memanipulasi dan membaca format XML dapat dengan mudah dilakukan.

Berikut ini sampel dokumen XML, kita dapat melihat dokumen sampel tersebut berbentuk self-describing (menjelaskan dirinya sendiri) dan menggunakan sintaks yang sangat sederhana.

<?xml version=”l. 0″ encoding=”11 ISO-8859-1″?>
<note>
<to>Alif</to>
<from>Avi</from>
<heading>Reminder</heading>
<body>Jangan lupa janji kita minggu ini !</body>

Baris pertama menunjukkan deklarasi versi dan kode karakter yang digunakan dalam dokumen. Pada kasus ini yang digunakan mengacu pada spesifikasi l.o XML dan menggunakan ISO-8859-1 (Latin- l/West European) set karakter.

Baris berikutnya mesdeskripsikan elemen dasar dokumen (yang seakan-akan menjelaskan bahwa dokumen ini adalah note)

<note>

Empat baris berikutnya mendeskrisikan empat elemen anak yang terdiri dari <to>, <from> <heading>, dan <body>.

<to>Alif</to>
<from>Avi</from>
<heading>Reminder</heading>
<body>Jangan lupa janji kita minggu ini !</body>

Pada akhirnya baris terakhir mendefinisikan bagian akhir dari elemen.

</note>

Dari hal di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa contoh di atas adalah dokumen yang berisi ‘note’ dari Avi untuk Alif. Pada sintaks di atas kita melihat bahwa semuanya dibuat dengan sangat mudah dan sederhana.

Tag Penutup

Tapi ingat!, bahwa semua elemen XML harus mempunyai tag penutup. Seperti yang sudah dijelaskan di atas aturan XML walau sederhana cenderung kaku, apabila mengabaikan tag penutup, merupakan hal yang ilegal. Berbeda dengan HTML yang aturannya lebih longgar sebagaimana contoh di bawah.

<p>This is a paragraph
<p>This is another paragraph

Sedangkan dalam XML harus dilakukan sebagaimana di bawah.

<p>This is a paragraph</p>
<p>This is another paragraph</p>

Tetapi contoh di atas bukanlah merupakan deklarasi XML murni, karena tidak merupakan bagian dari sintaks dokumen XML itu sendiri, yang penting dari contoh di atas sebenamya adalah bahwa tag penutup merupakan kewajiban.

Case Sensitive

Tag XML merupakan case sensitive, karena itu kita harus teliti dalam hal ini. Tidak seperti HTML yang relatif bebas, jika dalam XML tag <Letter> berbeda dengan tag <letter>. Karena sifat case sensitive, maka huruf besar kecilnya juga harus benar-benar sama.

<Message> This is incorrect</message>
<Message> This is correct</message>

Semua notasi XML juga harus memperhatikan urutan penulisan tag dalam bentuk nested. Bentuk ini adalah tag yang berada dalam tag lainnya. Contoh di bawah ini menggambarkan dalam HTML sering dilakukan hal seperti di bawah ini.

<b><i>This text is bold and italic</b></i>

Dalam XML semuanya harus disusun berdasarkan hal dan urutan yang sebenarnya.

<b><i>This text is bold and italic</i></b>

Semua XML Harus Mempunyai Root Tag

Yang dimaksud dengan Root Tag adalah tag pertama dalam suatu dokumen XML. Setiap dokumen XML harus mempunyai tag tunggal yang berpasangan dan berfungsi sebagai root tag. Semua elemen lain berbentuk nested (bagian) struktur elemen root tag tersebut.

Setiap elemen dapat mempunyai subelemen (anak). Subelemen harus benar benar berada dalam elemen root tag tersebut. Sebagaimana contoh di bawah ini,

<root>
<child>
<subchild>…..</subchild>
</child>
</root>

Nilai Atribut Berada Di antara Tanda Petik

Dengan XML, nilai atribut harus berada dalam tanda petik. Elemen XML dapat mempunyai atribut dengan nama (name) dan nilai (value) secara berpasangan seperti dalam HTML. Pelajari dua contoh di bawah ini. Contoh pertama belum tepat dan yang kedua sudah tepat.

<?xml version=”1.0″ encoding=”ISO-8859-l”?>
<note date=12/11/99>
<to>Alif </to>
<from>Avi</f rom>
<heading>Reminder</heading>
<body>Jangan lupa janji kita minggu ini !</body>
</note>

Perhatikan tanggal dalam contoh di atas, tidak menggunakan tanda petik.

<?xml version=”1. 0″ encoding=”ISO-8859-l”?> <note date=”12/11/99″>
<to>Alif</to>
< from>Avi</f rom>
<heading>Reminder</headings
<body>Jangan lupa janji kita minggu ini !</body>
</note>

Pada contoh kedua tanggal menggunakan tanda petik, atribut tanggal yang benar adalah =”12/11/99″, sedangkan yang salah adalah =12/11/99.

Spasi Kosong Digunakan

Berbeda dengan HTML yang mengabaikan spasi, dalam XML spasi dihitung. Pada HTML, sintaks seperti

‘Hello                     my name is Alif’

akan ditampilkan seperti ini

‘Hello my name is Alif’

karena HTML mengabaikan spasi.

Konversi Carriage Return/Line Feed

Pada XML baris baru selalu disimpan dalam LF. Hal ini dapat dianalogikan dengan mesin tik. Pada mesin tik, setiap kali mengetik satu baris, secara manual kita akan mengembalikan silinder ketik ke bagian kiri dan memutar silinder ketik ke baris baru. Pada aplikasi dengan windows, setiap baris baru, disimpan sebagai pasangan karakter CR dan LF. Pada aplikasi Unix, baris baru cukup menggunakan karakter LF. Aplikasi lain ada yang menggunakan karakter CR saja.

Komentar dalam XML

Sintaks komentar yang digunakan mirip dengan sintaks HTML. Perhatikan conoh berikut ini,

<!– This is a comment –>

Tak Ada yang Spesial dalam XML

Bagaimanapun juga XML merupakan file teks biasa dengan menggunakan beberapa tag tambahan. Perangkat lunak yang secara umum dapat dengan mudah menangani file teks tentu juga akan mudah menangani XML. Dengan editor teks biasa, tag XML akan terlihat dan tak perlu sama sekali penanganan khusus. Meski demikian pada aplikasi yang sudah mengadopsi XML, hal ini dapat saja ditangani secara khusus. Terlihat atau tidak terlihatnya tag, bisa mempunyai arti khusus tergantung dari aplikasi yang digunakan.

Demikian penjelasan singkat yang bisa admin sampaikan. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan anda tentang dunia pemograman dan ilmu yang dibagikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Sampai bertemu di postingan-postingan selanjutnya..see you ^-^